https://youtu.be/F-xLQ1WBIlQ
Silahkan lihat video visualisasi keberadaan elektron dalam orbital s,p,d,f
semoga bermanfaat ya tema-teman.
Minggu, 27 Agustus 2017
Sabtu, 26 Agustus 2017
ORBITAL DAN PERANANYA DALAM IKATAN MATERI KEDUA
KIMIA ORGANIK 1
ORBITAL DAN
PERANANYA DALAM IKATAN MATERI KEDUA
Tujuan
Pembelajaran:
1 1.Menggambarkan orbital hibrida
nitrogen dan oksigen
2 2. Membandingkan tingkat kestabilan
senyawa dengan ikatan rangkap terkonjugasi dan terisolasi
Bahan
Kajian:
1.
Orbital
Ikatan dan Nitrogen dan Oksigen
2. Ikatan
rankap terkonjugasi
3. Benzena
dan resonansi
1. ORBITAL HIBRIDA DARI NITROGEN DAN
OKSIGEN
A.Amina
Banyak gugus
fungsi penting dalam senyawa organic mengandung nitrogen atau oksigen. Secara
elektronika, nitrgon sama dengan karbon, dan orbital atom dari nitrogen berhibridasi
menurut cara yang sangat bersamaan dengan karbon.
Molekul
ammonia mengandung atom nitrogen sp3 yang terikat pada tiga atom nitrogen.
Molekul amina mmepunyai struktur yang sama. Suatu atom nitrogen sp3 terikat
pada satu atau lebih atom karbon. Dalam baik ammonia atau amina, nitrogen
mempunyai satu orbital yang terisi dengan sepasang electron valensi menyendiri.
Pasangan
electron menyendiri dalam orbital terisi pada nitrogen ammonia dan amina.
Memungkinkan senyawa ini berfungsi sebagai basa. Bila amina diperlukan dengan
asam, electron yang tak terbagi digunakan untuk membentuk ikatan dengan asam.
Dan hasilnya adalah garam amina.
Seperti
halnya dengan karbon, nitrogen ditemukan juga dalam senyawa organic dalam
keadaan hibrida sp3 dan sp. Sekali lagi, perbedaan penting antara nitrogen dan
karbon adalah bahwa satu orbital dari nitrogen terisi dengan sepasang electron
menyendiri.
B.Air, alcohol, dan eter
Seperti
karbon dan nitrogen membentuk ikatan dengan orbital hibrida sp3. Karena oksigen
mmepunyai electron ikatan, ia membentuk dua ikatan dan mempunyai dua orbital
berisi. Air adalah contoh senyawa yang mengandung oksigen sp3. Sudut ikatan
dalam air telah ditentukan yaitu sbesar 104,5 0 dan bukan 109,5 0
yang ideal. Diperkirakan bahwa orbital dengan electron menyendiri menekan sudut
iakatan H-O-H. seperti hal nya terisi dalam ammonia menekan sudut H-N-H.
Ada sejumlah
senyawa organic yang mengandung atom oksigen sp3. Untuk sekarang ditinjau hanya
dua, yaitu alcohol dn eter. Ikatan terhadap dalam alcohol dan eter adalah
lansung analog dengan ikatan dalam air.
Dalam setiap keadaan, oksigen terhibridisasi sp3 dan mmepunyai dua pasang
electron valensi menyendiri.
C.Senyawa karbonil
Gugus
karbonil (C=O) mengandung atm karbon sp2 dihubungkan dengan atom oksigen oleh
ikatan rangkap. Geometri gugus karbonil ditentukan oleh karbon sp3. Gugus
karbonil adalah planar sekeliling sp2 trigonal.
Gugus
karbonil lebih polar dari pada gugus C-O dalam akohol atau eter. Bila salah
satu dari atom terikat pada karbon karbonil adalah hydrogen, maka senyawa
tersebut adalah akldehida. Bila dua karbon karbonil, maka senyawanya adalah
keton.
D.Beberapa
hal yang menarik dari ikatan pi.
Setiap orbital p yang berkontribusi
pada ikatan pi mempunyai dua cuping dan mempunyai simpul pada inti. Tak mengherankan
bahwa orbital pi dengan demikian juga bercuping dua dan mempunyai simpul. Tidak
seperti orbital sigma, orbital pi tak simetrik silindrik. Namun demikian,
seperti setiap orbital molekul lain, orbital pi dapat memegang maksimum dua
pasang elektron.
(Fessenden & Fessenden.2005:63-67)
22.
IKATAN RANGKAP TERKONJUNGASI
Molekul
organic dapat mengandung lebih dari satu gugus fungsi. Dalam kebanyakan senyawa
polifungsional. Ada dua cara pokok untuk menempatkan ikatan rangkap dalam
senyawa organic. Dan ikatan yang bersumber pada atom berdampingan pada atom
disebut ikatan rangkap konjungasi. Ikatan rangkap yang menggambarkan atom yang
tak berdampingan disebut ikatan rangkap terisolasi atau tak terkonjungasi.
Ikatan
rangkap terisolasi berkelakuan mandiri, masing-masing ikatan rangkap mengalami
reaksi seakan-akan yang lain tak ada. Ikatan rangkap terkonjungasi, sebaliknya
tak saling mandiri yang satu terhadap yang lainnya, ada interaksi elektronik
yang terdapat antaranya.
Ikatan
rangkap konjugasi adala ikatan rangkap selang seling dengan ikatan tunggal atau
disebut juga elektronnya dapat berpindah-pindah (terdelokalisasi).ikatan rangkap
keadaan yang terjadi dalam senyawa tak jenuh yang didalam nya terdapat dua
ikatan tunggal( satu ikatan sigma dan ikatan pi)menghubungkan dua atom.
Ikatan
rangkap terkonjugasi ialah ikatan yang kedudukan nya di selang oleh satu ikatan
tunggal seperti -CH=CH-CH=-CH.Pengaturan kembali electron melalui orbital π,
terutama dalam system konjugasi atau senyawa organic yang atom-atomnya secara
kovalen berikatan tunggal dan ganda secara bergantian (C=C-C=C-C) dan
mempengaruhi satu sama lainnya membentuk daerah delokalisasi electron disebut
dengan konjugasi. Elektron-elektron pada daerah delokalisasi ini bukanlah milik
salah satu atom, melainkan milik keseluruhan system konjugasi ini.
(Fessenden
& Fessenden.2005:67-69)
3.BENZENA DAN RESONASI
A.Benzena
Benzene
(C6H6) adalah senyawa siklik dengan enam atom karbon yang tergabung dalam
cincn. Setiap atom karbon terhibridisasi sp2 dan cincinnya adalah planar.
Benzene adalah salah satu dari golongan senyawa aromatic, senyawa yang
mengandung awan pi aromatic. Setiap atom
karbon mempunyai satu atom hydrogen yang terikat padanya, dan setiap atom
karbon juga mempunyai orbital p tak terhibridisasi tegak lurus terhadap bidang
ikatan sigma dan cincin.
Dapat
diketahui bahwa semua panjang ikatan karbon-karbon dalam benzene adalah sama,
1.40 A. keenem ikatan adalah lebih panjang dari pada ikatan rangkap C-C, tetapi
lebih pendek dari ikatan tunggal C-C. bila cincin benzena mengandung tiga
ikatan rangkap berkalisasi oleh tiga ikatan tunggal, ikatannya akan berbeda
panjangnya. Faktanya bahwa semua ikatan karbon-karbon dalam cincin benzene
memunyai panjang yang sama menyarankan bahwa cincin benzena tak mengandung
ikatan tunggal dan rangkap yang saling berikatan.
(Fessenden & Fessenden.2005:69-70)
Ikatan
rangkap pada benzena berbeda dengan ikatan rangkap pada alkena. Ikatan rangkap
pada alkena dapat mengalami reaksi adisi, sedangkan ikatan rangkap pada benzena
tidak dapat diadisi, tetapi benzena dapat bereaksi secara substitusi. Contoh:
Reaksi adisi
: C2H4 + Cl2 → C2H4Cl2
Reaksi
substitusi : C6H6 + Cl2 → C6H5Cl
+ HCl
Menurut
Friedrich August Kekule, keenam atom karbon pada benzena tersusun secara siklik
membentuk segienam beraturan dengan sudut ikatan masing-masing 120°. Ikatan
antaratom karbon adalah ikatan rangkap dua dan tunggal bergantian
(terkonjugasi).
Analisis
sinar-X terhadap struktur benzena menunjukkan bahwa panjang ikatan antaratom
karbon dalam benzena sama, yaitu 0,139 nm. Adapun panjang ikatan rangkap dua
C=C adalah 0,134 nm dan panjang ikatan tunggal C–C adalah 0,154 nm. Jadi,
ikatan karbon-karbon pada molekul benzena berada di antara ikatan rangkap dua
dan ikatan tunggal. Hal ini menggugurkan struktur dari Kekule.
Berdasarkan
hasil analisis sinar-X maka diusulkan bahwa ikatan rangkap pada molekul benzena
tidak terlokalisasi pada karbon tertentu melainkan dapat berpindah-pindah
(terdelokalisasi). Gejala ini dinamakan resonansi. Untuk menggambarkan ikatan
rangkap dua yang terdelokalisasi pada molekul benzena dinyatakan dengan bentuk
lingkaran, seperti ditunjukkan berikut ini.
Teori
resonansi dapat menerangkan mengapa benzena sukar mengalami reaksi adisi.
Sebab, ikatan rangkap dua karbon-karbon dalam benzena terdelokalisasi dan
membentuk cincin yang kuat terhadap reaksi kimia sehingga tidak mudah diganggu.
Pergeseran elektron
Bila menulis
struktur resonansi, ingatlah bahwa inti-inti atom dalam sebuah molekul tak
dapat bertukar posisinya hanya elektronlah yang terdelokalisasi. Juga hendaknya
diingat bahwa hanya elektron pi atau elektron valensi menyendiri sajalah yang
dapat terdelokalisasi.
Pada suhu kamar, benzena berwujud cair dengan bau yang khas, tidak
berwarna, bersifat racun, dan mudah terbakar. Titik didih benzena 80 °C dan
titik bekunya 5,5 °C. Lihat tabel berikut.
Tabel 1.
Titik Beku dan Titik Didih dari Molekul Benzena
Nama
|
Titik Beku
(°C)
|
Titik
Didih (°C)
|
Benzena
|
5,5
|
80
|
Naftalena
|
81
|
218
|
Antrasena
|
216
|
342
|
Metilbenzena
|
– 95
|
111
|
Stirena
|
– 31
|
145
|
o–dimetilbenzena
|
– 25
|
144
|
m–dimetilbenzena
|
– 48
|
139
|
p–dimetilbenzena
|
13
|
138
|
Benzena
paling banyak digunakan sebagai pelarut senyawa karbon yang bersifat nonpolar
dan sebagai bahan baku untuk pembuatan senyawa turunan benzena. Semua senyawa
karbon yang mengandung cincin benzena digolongkan sebagai turunan benzena.
Reaksi umum benzena adalah reaksi substitusi, yaitu penggantian atom H oleh
gugus lain tanpa mengganggu cincin karbonnya. Contoh:
Untuk
pertama kalinya benzena diisolasi pada tahun 1825 oleh Michael Faraday dari
residu berminyak yang tertimbun dalam pipa induk gas di London. Kemudian pada
tahun 1834 ditetapkan rumus molekul benzena adalah C6H6.
Struktur yang mula-mula diusulkan pada tahun 1865 tidak mengandung ikatan
rangkap karena benzena tidak mudah mengalami reaksi adisi seperti pada alkena.
Struktur yang demikian ini tidak sesuai dengan tetravalensi karbon.
Agar tidak
menyalahi tetravelensi karbon, pada tahun 1872 Friedrich August Kekule
mengusulkan bahwa benzena mengandung tiga ikatan tunggal dan tiga ikatan
rangkap yang berselang-seling.
Rumus
struktur di atas dapat disederhanakan penulisannya menjadi:
Pengukuran
spektroskopik menunjukkan bahwa molekul benzena adalah planar dan semua ikatan
karbon-karbonnya sama panjang yaitu 1,39 Å. Ikatan karbon-karbon pada
benzena panjangnya di antara ikatan karbon-karbon tunggal (1,47 Å) dan
ikatan karbon-karbon rangkap (1,33 Å).
Ikatan
karbon-karbon pada benzena terdiri atas ikatan sigma ( σ ) dan
ikatan phi ( π ). Menurut teori ini ikatan valensi orbital molekul
terbentuk dari tumpang tindih orbital-orbital atom. Ikatan kovalen yang
terbentuk dari tumpang tindih ujung dengan ujung disebut ikatan sigma (
σ ), sedangkan ikatan kovalen yang terbentuk dari tumpang tindih sisi
dengan sisi disebut ikatan phi ( π ).
Contoh
ikatan sigma ( σ ) dari tumpang tindih orbital p – p (ujung dengan
ujung).
Contoh
ikatan phi ( π ) dari tumpang tindih orbital p – p (sisi dengan sisi).
Ikatan yang
pertama antara dua atom merupakan ikatan sigma, dan ikatan yang kedua merupakan
ikatan phi. Jadi ikatan tunggal adalah ikatan sigma, dan ikatan kovalen rangkap
dua terdiri atas ikatan sigma dan ikatan phi.
Benzena
mempunyai enam karbon sp2 dalam sebuah cincin segi enam
datar. Tiap atom karbon memiliki satu orbital p yang tegak lurus bidang cincin.
Tumpang tindih keenam orbital p mengakibatkan terbentuknya enam orbital molekul
sehingga terbentuk awan elektron berbentuk “donat” pada bagian atas dan bawah
cincin segi enam benzena.
Referensi :
S.Chand Success Guide Inorganic Chemistry Oleh G. D. Tuli, 2005 &
Shriver & Atkins’ Inorganic Chemistry edisi 5, 2010
Resonansi
Metana (CH4)
dan etilena (CH2=CH2)adalah senyawa dari organic dan
struktur yang dapat digambarkan secara beralasan dengan menggunakan rumus
ikatan dalam ikatan valensi tunggal. Dalam setiap hal, suatu garis
menghubungkan dua lambing atom menyatakan ikatan kovalen antara dua atom.
Benzena
adalah contoh suatu senyawa organic yang
tak dapat digambarksan secara teliti oleh rumus ikatan valensi tunggal.
Delokalasi dari electron pi menghasilkan system dalam mana electron pi mencakup
lebih dari pada dua atom. Untuk dapat menggambarkan distribusi electron pi
dalam benzene dengan menggunakan rumus ikatan yang valensi klasik, harus
digunakan dua rumus.
Resonansi terjadi karena adanya
delokalisasi elektron dari ikatan rangkap ke ikatan tunggal. Delokalisasi
elektron yang terjadi pada benzena pada struktur resonansi adalah sebagai
berikut:
Hal yang harus diperhatikan adalah,
bahwa lambang resonasi bukan struktur nyata dari suatu senyawa, tetapi
merupakan struktur khayalan. Sedangkan struktur nyatanya merupakan gabungan
dari semua struktur resonansinya. Hal ini pun berlaku dalam struktur resonansi
benzena, sehingga benzena lebih sering digambarkan sebagai berikut:
Teori resonansi dapat menerangkan
mengapa benzena sukar diadisi. Sebab, ikatan rangkap dua karbon-karbon dalam
benzena terdelokalisasi dan membentuk semacam cincin yang kokoh terhadap
serangan kimia, sehingga tidak mudah diganggu. Oleh karena itulah reaksi yang
umum pada benzena adalah reaksi substitusi terhadap atom H tanpa mengganggu
cincin karbonnya.
Kedua rumus
ikatan valensi untuk benzene disebut
kekule untuk mengamati Frierich August Kekule., yang mengusulkan pertama
kalinya 1972. Kedua struktur kokule ini dikatakan ada dalam resonasi yang satu
dengan yang lainnya. Dengan aslasan struktur kokule disebut juga lambang
resonasi. Bila suatu struktur molekul dapat digambarkan oleh dua atau lebih
rumus ikatan valensi yang berbeda hanya kedudukannya dalam electron. Bila
berbagai struktur resonasi dapat ditulis untuk senyawa, maka dapat diandaikan
dengan adanya delokisasi.
Hal penting
yang perlu diperhatikan adalah lambing resonasi bukan sruktur nyata. Untuk menunjukkn
bahwa dua atau lebih rumus dapat menggambarkan struktur resnasi dan bukan
struktur nyata dalam keseimbangan. Senyawa aromatic bukan hanya satu-satunya
senyawa yang rumus ikatan valensi tunggalnya kurang cocok. Gugus nitro (-NO2)
adalah gugus atom yang paling baik untuk diterangkan dengan menggunakan
struktur resonasi. Suatu struktur ikatan valensi tunggal untuk gugus nitro
menunjukkan dua jenis ikatan N-O. namun demikian, telah diketahui bahwa dua
ikatan N-O panjangnya sama. Dua struktur ikatan valensi yang diperlukan
struktur nyata dari gugus NO2 adalah diantara kedua struktur
tersebut. Untuk menunjukkan bahwa ikatan dari nitrogen terhadap oksigen dalam
gugus NO2 adalah sama, beberapa ahli kimia menyatakan gugus nitro
dengan garis titik-titik untuk ikatan rangkap parsial.
(Fessenden & Fessenden.2005:70-72)
Masterton,
Hurley. 2009. Chemistry, Principle and Reaction. USA: Brooks/Cole Cengage
Learning)
Wadsworth,
Inc.,Belmont, California 94022 Massaachuset, USA
Langganan:
Postingan (Atom)